Rabu, 27 Juli 2016

CARA MUDAH MENGHAFAL SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT

Hy sobat…
Kita akan membahas sifat koligatif larutan non elektrolit…
Banyak sub bab yang harus dipahami dan akan panjang banget, tapi akan saya rangkum agar kalian semua mudah untuk memahamil dan menerapkannya…
Jadi santai dan pahami semuanya…
Langsung saja kita mulai…


SIFAT KOLIGATIF LARUtAN NON ELEKTROLIT
adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).

Disini ada beberapa sub bab
·         Konsentrasi larutan
·         Penurunan tekanan uap jenuh
·         Kenaikan titik didih
·         Penurunan titik beku
·         Tekanan osmotik

Mari kita mulai…

·         KONSENTRASI LARUTAN
Menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan
Cara untuk menyatakan konsentrasi larutan diantaranya :
1.      Konsentrasi Molar
2.      Konsentrasi Molal
3.      Fraksi Mol



1.      Konsentrasi Molar/molaritas (M)
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan (mol/liter)
                               
                                Rumus : M =  gram/Mr x 1000/V(ml)
Contoh :
Jika dalam 500 ml (0,5 liter) larutan terdapat 6 gram urea
(Mr =60), maka molaritas larutan adalah :

            Jawab : M =  gram/Mr x 1000/V(ml)
                         M = 6/60 x 1000/500
                         M = 1/10 x 2
                         M = 2/10 = 0,2


2.      Konsentrasi Molal/Molalitas (m)
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram (1 kg) pelarut

      Rumus : m = gram/Mr x 1000/P

Contoh :
Jika dalam 250 gram (0,25 kg) air, terdapat 6 gram urea (Mr =60), maka molalitas larutan adalah :

Jawab : m = gram/Mr x 1000/P
                  = 6/60 x 1000/250
                  = 1/10 x 4
                  = 0,4


3.      Fraksi Mol
Fraksi mol (X) zat terlarut atau zat pelarut menyatakan perbandingan mol (n) zat terlarut atau n pelarut dengan n total larutan (terlarut + pelarut)

Rumus :     Xa = na/na + nb                      ket :      a = pelarut
Xb = nb/na + nb                                  b = terlarut

Contoh :
18 gram glukosa (C6H12O6) dilarutkan dalam 90 gram air, tentukan fraksi mol pelarut dan zat terlarut… ??

Mr C6H12O6 = 6x12 + 12x1 + 6x16 = 180
Mr H2O = 2x1 + 16 = 18

na = gram/Mr
      = 90/18
      = 5

nb = gram/Mr
      = 18/180
      = 0,1

Xa = na/na + nb
      = 5/5+0,1
      = 0,08

Xb = nb/na + nb
      = 0,1/5+0,1
      = 0,02


·         PENURUNAN TEKANAN UAP JENUH
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.

                Rumus :
                Menurut RAOULT:
p = p° . XB
                Ket :
p             = tekanan uap jenuh larutan
p°            = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB           = fraksi mol pelarut
               
                ∆p = p°. XA
                ∆P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
p° = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut

Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! (Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.)
Jawab :
mol glukosa = 45/180 = 0,25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa = 0,25/(0,25 + 5) = 0,048
Penurunan tekanan uap jenuh air:
∆p = p°. XA = 18 x 0,048 = 0,864 mmHg


·         KENAIKAN TITIK DIDIH
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.

Rumus : ∆Tb = m . Kb

Ket :    ∆Tb     = kenaikan titik didih (°C)
m         = molalitas larutan
Kb       = tetapan kenaikan titik didih molal

                Contoh :
15 gram urea dilarutkan dalam 500 gram air jika kb air 0,52, tentukan kenaikan titik didih larutan urea… ??

Jawab :
 Mr CO(NH2)2 =  1x12 + 1x16 + 2x14 + 4x1 = 60
 m = gram/Mr x 1000/P
 m = 15/60 x 1000/500
 m = ¼ x 2 = 0,5

·         PENURUNAN TITIK BEKU
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :

Rumus : ∆Tf = m . Kf 
              ∆Tf = m/Mr . 1000/p . Kf

Ket : ∆Tf         = penurunan titik beku
m         = molalitas larutan
Kf        = tetapan penurunan titik beku molal
w         = massa zat terlarut
Mr       = massa molekul relatif zat terlarut
p          = massa pelarut

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (0 - ∆Tf) °C


·         TEKANAN OSMOTIK
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).

Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT

Karena tekanan osmotik = π , maka :
π = n/V R T = C R T
ket :     π = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol °K
T = suhu mutlak (°K)

-          Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
-          Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
-          Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
Demikian pembahasan saya untuk sifat koligatif larutan non elektrolit
Semoga bermanfaat…

1 komentar:

  1. Terimakasih.. materi yg djabarkan sangat memudahkan saya dalam memahami materinya karena stlah materi langsung contoh soalnya..

    BalasHapus